Milimeter wave adalah gelombang radio yang bisa mengantarkan akses internet berkecepatan lebih tinggi layaknya kabel. Teknologi ini juga tengah digunakan perusahaan lain, seperti Google, untuk menguji coba pemancaran internet 5G lewat drone.
Namun, gelombang milimeter wave mempuyai sejumlah kelemahan, seperti cakupan yang pendek dan kesulitan menembus obyek penghalang, meskipun cuma sekadar uapan air.
Dalam deskripsi paten Next Generation Network yang diberikan kepada Sanjai Kohli, teknologi milimeter wave milik Facebook adalah sistem routing berbasis komputasi awan.
Sistem tersebut secara dinamis mengatur alokasi rute dan kanal frekuensi, memancarkan daya, coding,modulasi, serta simbol untuk memaksimalkan kapasitas jaringan telekomunikasi.
Facebook memberitahukan rencana pengembangan teknologi berbasis milimeter wave dan berniat memakainya untuk Internet.org.
"Ini adalah bagian dari pekerjaan Connectivity Labs untuk menyokong Internet.org, demi membuat 4 miliar orang bisa terhubung ke internet," ujar seorang dari perwakilan Facebook.
Kendati demikian, perlu dicatat, seperti juga kebanyakan jadwal dan paten lainnya, tak ada jaminan bahwa teknologi milimeter wave ini akan benar-benar dipakai di dunia nyata.
Di sisi lain, rencana pengembangan tersebut juga mengungkapkan bahwa milimeter wave merupakan suatu kemungkinan baru yang bisa merevolusi cara memancarkan akses internet nirkabel.
Sebelum Facebook, ada pihak lain yang mengumumkan rencana memakai teknologi milimeter wave serupa. Perusahaan bernama Starry itu punya ide yang mirip, yaitu memakainya untuk menebarkan internet nirkabel berkecepatan super.
Internet.org belakangan mendapat kritikan setelah dilarang oleh Pemerintah India karena dipandang melewai prinsip netralitas internet.
Free Basics yang menjadi perpanjangan Internet.org di India memang menyediakan akses internet free, tetapi dibatasi untuk sejumlah layanan online saja, bukan semuanya.