Perusahaan App Annie menganalisis beberapa aplikasi mobile secara global, perusahaan ini memprediksi tentang aplikasi yang akan menjadi tren di Asia pada tahun depan.
Untuk tahun kedepan, mereka dipastikan juga sudah memperkenalkan smartphone terbarunya dengan segala fitur fitur terbaru dan keunggulan masing-masing.
Berikut beberapa aplikasi mobile yang ngetren di tahun depan seperti yang dikutip dari laman Tech In Asia.
1. Aplikasi Pesan Singkat
Beberapa aplikasi mobile untuk sebuah pesan instan yang beredar dikalangan Asia tak hanya memberikan stiker yang lucu. Mereka juga berevolusi untuk memberikan fitur menarik agar pengguna betah menggunakan aplikasi secara lama.
Misalkan aplikasi mobiile Line dan WeChat saat ini memberikan markertplace, fitur pemesanan misalnya taksi, game, dan masih banyak lagi fitur yang lainnya.
"Mereka akan hadir sebagai pesan dan akan berubah menjadi platform. Ada beberapa perbedaan dramatis antara aplikasi pesan di Asia dan Barat, tetapi Facebook juga ingin Messengernya menjadi platform," ujar Levitas.
Perusahaan App Annie juga memprediksi penggunaan aplikasi mobile pesan singkat akan meningkat secara bertahap di pasar Eropa, tapi akan terus berkembang di Asia.
"Penggunaannya aplikasi pesan instant 2 kali lebih banyak, dan itu berarti lebih banyak kesempatan untuk monetasi," lanjutnya.
2. Aplikasi dengan Sistem Berlangganan
Perusahaan App Annie berharap akan melihat lebih banyak lagi keuntungan yang datang dari (sistem berlangganan, disusul tampilan yang kuat dari aplikasi aplikasi musik yaitu streaming, layanan video , aplikasi kencan dan aplikasi yang menarik lainnya.
"Metode in-app purchases pada aplikasi aplikasi secara tradisional memang mampu membawa pendapatan fantastis, namun pada depan nanti pendapatan akan mengalir pada subscriptions melalui aplikasi dalam bentuk layanan premium dan konten," kata Levitas.
"Aplikasi kencan telah meraih peningkatan yang signifikan dari sistem berlangganan selama tahun sebelumnya," pungkasnya.
3. Virtual reality (VR) dan Augmented Reality (AR)
Bermain game di Asia sudah menjadi budayadan kemungkinan akan mengadopsi virtual reality (VR) dan augmented reality (AR).
"Core gamer, terutama yang ada di Asia, terbukti memiliki kecanduan untuk membeli hal hal yang belum banyak dipakai secara umum, seperti langganan broadband, monitor definisi tinggi dan Televisi, dan peripheral tercanggih," kata Levitas.
Ia menyebut, Jepang akan selalu menjadi negara yang lebih cepat mengadopsi teknologi baru dari negara lainnya di dunia. "Pasar Asia, terutama di negara Jepang mendambakan teknologi virtual reality," pungkas Levitas.
Levitas mengatakan, adopsi massal dari teknologi tersebut masih beberapa tahun lagi, tapi `hype` untuk VR dan AR akan terus meningkat pada tahun depan.
4. Aplikasi berkonsep O2O
Laporan terbaru dari App Annie mengatakan bahwa dalam dua tahun terakhir, industri e-Commerce online-to-offline (O2O) sangat menggeliat. Pertumbuhan melahirkan persaingan, dan di dunia e-Commerce, kompetisi sering mendorong turunnya harga.
Hal Itu bagus bagi konsumen, tetapi menciptakan lonjakan biaya untuk perusahaan e-Commerce. Tren ini mulai terlihat saat akuisisi besar yang terjadi di ranah aplikasi transportasi (merger Didi-Kuaidi ), e-Commerce (akuisisi Snapdeal terhadap FreeCharge), pengiriman makanan (akuisisi Foodpanda terhadap Just Eat India), dan bahkan layanan lokal (merger Meituan-Dianping ).
"Konsolidasi industri akan mendorong pembiayaan untuk pelanggan, ekonomi berkelanjutan, penggunaan aplikasi berkualitas tinggi, dan ekosistem yang sehat," demikian menurut laporan terbaru dari App Annie.